selamat datang ......



Assalamu alaikum warahamatullahi wabarakatuh….Puji syukur kehadirat Allah SWT,salawat pada Nabi Muhammad SAW, selamat datang, diruang warna warni ini mohon tinggalkan saran agar blog ini makin indah

Selasa, September 16, 2008

sedikit serius

BAB I

PENDAHULUAN
Pembicaraan masalah remaja merupakan sesuatu yang menarik dan menjadi bahan diskusi yang hangat akhir-akhir ini dapat dikatakan bahwa, kenakalan remaja bagi kita sudah menjadi masalah sosial, yang sampai saat ini belum diatasi secara tuntas.
Adalah kenyataan yang tak terbantahkan oleh siapapun saat ini bahwa, potret generasi yang menjadi tumpuan harapan bangsa sangat jauh dari sosok generasi dambaan. Mulai dari perilaku siswa, mahasiswa, merupakan kenyataan yang menunjukkan bahwa dunia saat ini mengalami tantangan yang sangat berat.
Realita diatas hanyalah bagian kecil kondisi umat akibat dari krisis multidimensi yang dialami masyarakat Indonesia. Dan akibat krisis sosial yang berkepanjangan ini menjadikan banyak orang ditimpa kemiskinan, belasan juta orang kehilangan pekerjaan. Banyak orang tua yang tidak mampu menyekolahkan anaknya, sehingga banyak anak harus putus sekolah. Akibatnya, kebodohan tindak kriminal dan berbagai bentuk masalah sosial menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat. .

BAB II
PEMBAHASAN

1. Siapa Yang Di Sebut Remaja
Pengertian Remaja mempunyai arti yang khusus dan terbatas pada masa tertentu, yaitu usia remaja berkisar antara 13 sampai 15 tahun, sampai sekitar 21 tahun ( Puberteit,acloscentia.)
Masa kanak-kanak, remaja, dewasa,dan kemudian menjadi orang tua tidak lebih adalah suatu proses wajar dalam hidup yang berkesinambungan dari tahap-tahap pertumbuhan yang harus dilalui oleh seorang manusia. Setiap masa pertumbuhan memiliki ciri-ciri tersendiri. Masing masing mempunyai kelebihan dan kekurangan, demikian pula dengan masa remaja,masa remaja sering dianggap sebagai masa yang paling rawan dalam hidup ini padahal bagi si remaja sendiri masa ini adalah masa yang paling menyenangkan dalam hidupnya. Oleh karena itu, orang tua hendaknya berkenaan menerima remaja dengan apa adanya jangan terlalu membesar-besarkan perbedaan.
Remaja adalah masa peralihan dari kanak- kanak ke dewasa seorang remaja tidak dapat lagi dikatakan sebagai kanak-kanak namun masih belum cukup matang, dikatakan dewasa.

2. ”Kenakalan Remaja” penghambat kecerdasan dan kreatifitas
Kata nakal sering di kaitkan dengan remaja, perbuatan yang dilakukan remaja yang kemudian ternyata jauh dari aturan atau norma yang berlaku di masyarakat dianggap sebagai sebuah kenakalan, namun semestinya kita tidak over dalam melakukan penilaian yang negatif karena pada dasarnya Remaja sering melakukan metode coba-coba walaupun melakukan banyak kesalahan. Kesalahan yang sering dilakukan menimbulkan kekhawatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi keluarganya dan lingkungannya kesalahan yang akan diperbuat para remaja akan hanya menyenangkan teman sebayanya. kesalahan-kesalahan yang menimbulkan kekesalan lingkungan inilah yang sering disebut dengan kenakalan-kenakalan remaja.
Kenakalan yang dimaksud disini bukanlah menuju pada suatu perbuatan biasa saja sehingga dapat dimaklumi atau dapat diterima begitu saja dengan arti kejahatan (Crime) yang biasa dilakukan oleh orang dewasa sebab kita harus membedakan sifat dan bentuk perbuatan seorang anak ( Remaja) dengan perbuatan seorang dewasa Remaja sering pula tidak memikirkan dampak-dampak dari perbuatan yang dilakukannya yang remaja tau hanyalah kesenangan, kadang mereka tidak berfikir bahwa dunia ini hanya sementara,
Gambaran diatas hanyalah sebuah perspektif dari sisi lain remaja,namun sesungguhnya tidak semua remaja punya problem seperti di atas, masih ada remaja yang mampu menujukkan kreatifitasnya, karena pada dasarnya nakal atau tidak seseorang remaja di pengaruhi oleh banyak faktor.
Menurut Default Bannert yang dikutip oleh Y.M Uttamo there dalam tulisannya :kiat mengatasi kenakalan remaja beliau mengatakan bahwa kenakalan remaja dapat ditimbulkan oleh bebrapa hal yaitu, Pengaruh kawan sepermainan (salah memilih teman), Pendidikan (lingkungan pendidikan yang tidak mendukung, Uang Saku yang berlebihan, penggunaan waktu luang yang tidak positif, kurangnya pendidikan seksual.
Jika kita perhatikan pendapat diatas memang ada benarnya karena ketika kita melihat pada realita kehidupan saat ini sangat banyak orang tua yang kurang memperhatikan perkembangan psikologi anaknya , kesibukan orang tua menjadi hal utama kurangnya perhatian tersebut.
Setiap anak ingin mempunyai teman sepergaulan, namun tidak semua anak mampu memilih teman yang bisa memberikan kontribusi yang baik bagi dirinya, bahkan remaja kadang dalam memilih teman membuat geng-geng tertentu, sehingga sering terjadi perkelahian antar geng. Disinilah pentingnya orang tua berperan memberikan arahan dengan siapa sang anak boleh bergaul.
Kita mungkin tidak percaya bahwa ternyata waktu remaja lebih banyak dihabiskan bersama teman yang membuat perasaan remaja nyaman atau tenang. Bukan hanya sejam-dua jam tapi bisa sampai seharian. Meski orangnya berganti-ganti, tetap statusnya teman. Ada teman main di rumah, teman sekolah, teman kursus, teman di kost-an, teman nongkrong, sampai teman di dunia maya yang biasa gabung dalam komunitas mailing list atau chatting room .akhirnya tiada hari tanpa kehadiran seorang teman. Punya teman memang asyik tidak salah kalau punya teman namun hal yang penting untuk diperhatikan adalah janganlah salah memilih teman Bertemanlah dengan yang mampu memberikan nilai positif.
Orangtua seringkali memaksakan kehendaknya dalam memilihkan anaknya dimana ia bersekolah, kekuasaan dan wewenang menjadi modal utama orangtua memaksakan anak untuk menuruti keinginannya, Orangtua lupa bahwa di usia remaja anak mulai mengenali potensi dirinya, sehingga ia akan memilih sekolah atau pendidikan mana yang ia suka dan sesuai dengan bakat dan minatnya, anak jangan di paksa mengikuti sekolah pilihan orangtua, karena itu merupakan faktor utama banyaknya kenakalan remaja. Sebab Bagi seorang remaja, pendidikan mempunyai peranan vital. Pendidikanlah yang memungkinkan pelita pemikiran seorang remaja menyala terang. Pelita pemikiran itu tak ubahnya laksana ruh yang memberi elan hidup bagi masyarakat untuk tumbuh dan berkembang melintasi zaman seraya mewujudkan kemajuan dan kemakmuran.
hak setiap orang yang harus di hargai untuk kesejahteraan dan kebahagiannya, namun demikan hak tersebut juga harus disertai dengan sifat hemat, hemat bukan berarti harus kikir termasuk pada uang Saku remaja, kelebihan harta tidak boleh menjadi alasan sehingga memberikan anak uang saku yang berlebihan karena hal ini, berakibat negatif bagi perkembangan jiwa anak, anak akan berfikir bahwa uang mudah didapat,atau bahkan menyalahgunakan uang tersebut dengan membeli barang seperti narkoba, minuman keras dan lain lain.
Penggunaan waktu luang yang tidak positif,remaja pada umumnya adalah anak usia sekolah, waktu yang digunakan untuk sekolah hanya berkisar 7- 9 jam didalam satu kali 24 jam, dan selain itu, hendaknuya remaja dibimbing untuk menggunakan waktu luang dengan positif, selain menyelesaikan PR dari sekolah dan bimbingan khusus atas skill yang di miliki, anak juga lebih bagus diajari bertanggung jawab dalam urusan rumah tangga, misalnya dengan memberi tugas mengepel tiap sore hari sehingga mencegah anak untuk keluyuran.
Telah kita pahami bersama bahwa Remaja sifatnya selalu ingin coba-coba, pun termasuk dalam hal sex, orangtua yang bijak akan memberikan pemahaman pada anak tentang hal ini, misalnya memberikan pemahamaman bahwa dengan berhubungan sex diluar nikah akan mengakibatkan kehamilan dan melanggar Norma yang ada pada agama maupun masyarakat.
Agama adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan seorang manusia.norma Norma dalam agama mengatur kita mengenai apa yang boleh dan tidak boleh di lakukan, juga apa yang harus dan tidak seharusnya dilakukan. Agar bukan sekedar dogma tetapi jalan hidup bagi setiap manusia agar tidak berlaku semaunya yang nantinya malah membahayakan diri kita sendiri juga tatanan kehidupan dalam bermasyarakat menyisipkan norma adalah jalan teraman dalam memberikan pendidikan seksualitas pada anak hal ini juga berarti suatu upaya mendekatkan anak pada kebesaran sang pencipta. Sehingga anak akan memahami segala sesuatunya dari berbagai sudut pandang.( Hilman Almadani : mengapa anak kita perlu Pendidikan seksualitas: cet Pertama mutiara qalbu salaim)

Dari uraian diatas kita dapat memahami bahwa pada dasarnya semua remaja punya potensi positif, punya bakat dan minat yang perlu dikembangkan, banyak remaja yang akhirnya menjadi bintang kelas, namun tidak sedikit pun yang menjadi nakal akibat kurangnya perhatian orangtua pada sang anak,sementara telah kita pahami bersama bahwa anak adalah Anugrah yang tidak boleh disia-siakan, ia adalah tanggung jawab orangtua.

3. Faktor pendukung perkembangan kecerdasan dan kreatifitas remaja
Remaja adalah harapan bangsa,remaja penerus generasi, remaja ujung tombak majunya negara, kata kata itu sangat sering kita dengar, seolah begitu besar harapan untuk remaja, namun sangat ironis ketika semua harapan kita tumpukan pada remaja namun kadang salah dalam membimbingnya, ada beberapa faktor yang sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya remaja,yang mesti bertanggung jawab atas perkembangan jiwa di remaja yaitu:
a. Lingkungan Keluarga
Potensi dasar untuk membentuk remaja generasi cerdas, generasi peduli bangsa yang akan melahirkan pemimpin penerus bangsa dipersiapkan oleh keluarga. Memberikan contoh yang baik adalah kunci utama kesuksesan seorang remaja, orangtua yang bijak akan memberikan pendidikan yang layak bagi anaknnya.
Keluarga merupakan tempat pendidikan yang pertama dan utama. Pembinaan kepribadian, dilakukan melalui pendidikan dan pengamalan hidup sehari-hari dan dipengaruhi oleh sumber belajar yang ada di keluarga, utamanya orang tua. Itulah sebabnya, proses pendidikan dalam keluarga disebut sebagai pendidikan yang pertama dan utama, karena ia menjadi peletak pondasi kepribadian anak. Keluarga ideal berperan menjadi wadah pertama pembinaan keislaman dan sekaligus membentenginya dari pengaruh-pengaruh negatif yang berasal dari luar. Upaya pendidikan dalam keluarga sebenarnya telah harus dimulai sejak usia anak dalam kandungan hingga menginjak usia remaja dan memasuki jenjang pernikahan; dan bahkan akan terus berlangsung hingga usia tua.

b. Lingkungan Masyarakat
Masyarakat yang menjadi lingkungan remaja menjalani aktivitas sosialnya mempunyai peran yang besar dalam mempengaruhi baik buruknya proses pendidikan, karena anak satu bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat.Interaksi dalam lingkungan ini sangat diperlukan dan berpengaruh dalam pertumbuhan dan perkembangan remaja, baik secara fisik maupun biologis.
Masyarakat yang semestinya menjadi media pendidikan yang riil justru berperan sebaliknya akibat dari berkembangnya sistem nilai sekuler yang tampak dari penataan semua aspek kehidupan baik di bidang ekonomi, politik, termasuk tata pergaulan sehari-hari yang bebas dan tak acuh pada norma agama; berita-berita pada media massa yang cenderung mempropagandakan hal-hal negatif seperti pornografi dan kekerasan, serta langkanya keteladanan pada masyarakat. Kelemahan pada unsur keluarga dan masyarakat ini pada akhirnya lebih banyak menginjeksikan beragam pengaruh negatif pada anak didik. Maka yang terjadi kemudian adalah sinergi pengaruh negatif kepada pribadi anak didik(Ajip Rosidi, Ketua Umum Yayasan Rancage, dalam penutupan Konferensi Internasional Budaya Sunda I, di Bandung, Minggu (26/8/2001

Sedapat mungkin perkara negatif yang akan menjerumuskan anak akan dicegah bersama. Disinilah peran masyarakat sebagai kontrol sosial untuk terwujudnya generasi ideal menjadi hal yang urgen. Masyarakat yang menjadi lingkungan hidup generasi tidak saja para tetangganya tetapi juga termasuk sekolah dan masyarakat dalam satu negara. Karena itu para tetangga, para pendidik dan juga pemerintah sebagai penyelenggara urusan negara bertanggungjawab dalam proses pendidikan generasi.

c. Lingkungan Sekolah
Pendidikan dan pembinaan keluarga belum bisa melahirkan generasi yang siap pakai, karena pembinaan dilakukan harus secara berkesinambungan. Salah satu persoalan pelik yang dihadapi oleh masyarakat, selain ekonomi dan politik, adalah persoalan pendidikan. Ketika tawuran antar pelajar marak terjadi di berbagai kota, ditambah dengan sejumlah perilaku mereka yang sudah tergolong kriminal, penyalahgunaan narkoba dan meningkatnya seks bebas di kalangan pelajar, dunia pendidikan kembali dituding sebagai telah gagal membentuk watak mulia pada anak didik.
. Oleh karena itu, penyelesaian problem pendidikan yang mendasar harus dilakukan pula secara fundamental, dan itu hanya dapat diwujudkan dengan melakukan perbaikan secara menyeluruh .
Disadari bahwa pendidikan sangatlah penting, karena dari sanalah ditentukan kualitas sumber daya manusia. pendidikan seharusnya diarahkan bagi terbentuknya manusia yang memiliki kepribadian yang tercermin dalam cara berfikir dan berperilaku, dan menguasai ilmu kehidupan (sains teknologi dan keahlian). Sumberdaya manusia yang bermutu merupakan prasyarat dasar bagi terbentuknya peradaban yang baik. Dan sumberdaya yang buruk secara pasti akan melahirkan masyarakat yang buruk pula.
Oleh sebab itu, masalah-masalah yang akan dihadapi remaja ketika berinteraksi dalam masyarakat harus difahami agar kita dapat mengupayakan solusinya. Masyarakat yang terdiri dari sekumpulan orang yang mempunyai pemikiran dan perasaan yang sama serta interaksi mereka diatur dengan aturan yang sama, tak kala masing-masing memandang betapa pentingnya menjaga suasana kondusif bagi pertumbuhan dan perkembangan generasi maka semua orang akan sepakat memandang mana perkara-perkara yang akan membawa pengaruh positif dan mana yang membawa pengaruh negatif bagi pendidikan generasi.
Dalam memberikan pendidikan, orang tua hendaknya dengan tegas dapat menunjukkan kepada anak perbedaan dan akibat dari perbuatan baik dan tidak baik atau perbuatan benar atau tidak benar.sehingga,seorang anak bisa benar-benar bisa mengetahui bahwa mana perilaku yang tidak benar.
Berikanlah pengertian dan teladan tentang pentingnya kemoralan kepada sang anak. Berikanlah kesempatan kepada anak agar bisa mengikuti jejak orang tuanya dengan kebijakan - kebijakan yang baik. Sebagai orang tua hendaknya juga mendidik seorang anak dengan mengajarkan tentang tidak melakukan pelanggaran-pelanggaran pembunuhan, pencurian, kebohongan, kesusilaan, penjudian, mabuk-mabukkan dan memakai nakoba.

BAB III
PENUTUP
Dari pembahasan diatas dapat kita tarik sebuah kesimpulan bahwa:
1. Yang Di Sebut Sebagai Remaja punya arti yang khusus dan terbatas pada masa tertentu, yaitu usia remaja berkisar antara 13 sampai 15 tahun, sampai sekitar 21 tahun ( Puberteit,acloscentia).
2.”Kenakalan Remaja” penghambat kecerdasan dan kreatifitas karena perbuatan yang dilakukan remaja yang kemudian ternyata jauh dari aturan atau norma yang berlaku di masyarakat dianggap sebagai sebuah kenakalan, namun semestinya kita tidak over dalam melakukan penilaian yang negatif karena pada dasarnya Remaja sering melakukan metode coba-coba walaupun melakukan banyak kesalahan. Kesalahan yang sering dilakukan menimbulkan kekhawatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi keluarganya dan lingkungannya kesalahan yang akan diperbuat para remaja akan hanya menyenangkan teman sebayanya. Kesalahan-kesalahan yang menimbulkan kekesalan lingkungan inilah yang sering disebut dengan kenakalan -kenalan remaja.
3. Remaja adalah harapan bangsa,remaja penerus generasi, remaja ujung tombak majunya negara, kata kata itu sangat sering kita dengar, seolah begitu besar harapan untuk remaja, namun sangat ironis ketika semua harapan kita tumpukan pada remaja namun kadang salah dalam membimbingnya, ada beberapa faktor yang sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang remaja, yang mesti bertanggung jawab atas perkembangan jiwa remaja yaitu: Lingkungan Keluarga, Lingkungan Masyarakat, Lingkungan Sekolah.

Tidak ada komentar: